Pelaksanaan Ujian Nasional SMA/SMK/MA yang diadakan pada tanggal 15
hingga 18 April 2013 menuai banyak kicauan dari beberapa pihak, mulai
dari peserta UNAS itu sendiri, guru, hingga masyarakat.
Pelaksanaan UNAS tahun 2013 dinilai kacau, contohnya keterlambatan
pendistribusian soal Ujian Nasional yang berdampak ujian jadi
tertunda. Bagaimana bisa? Yuk kita kupas sedikit, menurut beberapa
orang yang saya mintai keterangan berpendapat bahwa keterlambatan
UNAS ini dikarenakan belum siapnya pemenang tender sehingga
percetakan belum maksimal dalam mencetaknya.
Selain itu contoh yang lain adalah tipisnya lembar jawaban komputer
(LJK). Hampir lebih dari 90 persen kakak kelas yang pernah saya tanya
tentang hal ini mereka menjawab “ya, tipis sekali sampai-sampai
saat menghapus jawaban yang salah itu takut banget dan harus ekstra
hati-hati karena jika lembar jawaban komputer (LJK) itu sobek atau
rusak maka kita harus mengganti LJK dan soal sehingga dapat
membuang-buang waktu karena mengerjakan soal yang berbeda dua kali.”
Ada juga ynag berpendapat, “lembar jawaban komputer untuk unas
lebih tipis daripada kertas HVS di fotokoian yang harganya 100
rupiah”. Adapula yang berpendapat, “kalau kualitas LJK itu sangat
rendah, sedangkan jumlah dana untuk Ujian Nasional ini banyak, lalu
dimanakah sisa dana Ujian Nasional? Kami harap bukan untuk
dikorupsi.” Mungkin kalau pertanyaan tersebut hanya Tuhan dan
Pemerintah yang tahu.
Selanjutnya contoh yang lain adalah masih adanya bocoran-bocoran
jawaban Ujian Nasional meskipun paket soal Ujian Nasional sudah
menjadi 20 paket. Sesungguhnya, tujuan pemerintah menjadikan 20 paket
soal supaya tidak ada bocoran-bocoran jawaban Ujian Nasional sehingga
semua siswa harus belajar yang serius. Tapi pada kenyataannya masih
ada siswa yang menggunakan bocoran jawaban Ujian Nasional.
Nah semoga dari semua kekacauan ini pemerintah dapat menjadikan
sebuah pengalaman untuk menjadi lebih baik lagi. Sekarang kita berdoa
semoga UNAS tahun depan menjadi lebih baik daripada tahun ini. Amin ...
0 komentar:
Posting Komentar